Wednesday, August 24, 2005
Ojo dumeh
Aku dibesarkan dari keluarga guru. Ayahku guru. Ibuku guru. Paman dan bibi-bibiku kalau aku hitung 80 persen semuanya guru. Akupun sebenarnya juga diarahkan menjadi guru, tapi aku nggak mau. Sepertinya sebagai guru itu kelihatan monoton, kurang bisa bebas, gajipun begitu-begitu saja. Maka akupun menjadi diriku sendiri. Tapi sebagai apa aku, sebenarnya juga kurang tahu. Mungkin sebagai petualang, atau sebagai seniman, atau sebagai penjual makanan juga boleh. Atau apa saja deh, tapi aku bukan guru.
Padahal sebagai guru itu sebenarnya enak. Meski hidup sederhana, tapi bisa tentram sebab pikiran dan pribadi kita terarah.
Sejak kecil aku telah diajarkan hidup sederhana oleh orangtuaku. Mereka mengarahkan anak-anaknya menjadi org yg biasa-biasa saja. Nggak macem-macem, tapi tidak gampang menyerah dalam perjuangan hidup.
Mengutip yang beliau katakan, sebagaimana yg diajarkan Imam Zarkasyi dari gontor :
---
Berani hidup, berani mati
Takut mati, jangan hidup
Takut hidup, mati saja !
---
Betapa kita harus tetap hidup dlm kehidupan ini. Maksudnya hidup bukan hanya bisa bernapas, makan dan saling mengawini. Tapi lebih pada kehidupan yang berjiwa, berjuang dan berbuat sesuatu yang berguna. Memang tidak gampang, tapi tidak sulit juga. Maka kita diharuskan untuk terus berusaha dalam hidup ini, sampai benar-benar tak mampu.
Ada pula ajaran beliau yang masih selalu ada dalam ingatanku. Tentang hidup yang saling menghormati, dan kesetaraan kita sebagai manusia. Beliau katakan bahwa manusia dimanapun itu sama, hanya kepribadian yang membedakan derajat. Maka jangan kita menjadi manusia yang berbeda.Beliau ajarkan tentang falsafah "ojo dumeh", sebuah ungkapan bahasa jawa yang artinya " jangan mentang-mentang ". Intinya begini :
---
" Jangan mentang-mentang kau orang kaya, lalu kau bersikap sombong pada yang miskin "
" Jangan mentang-mentang kau punya kuasa, lalu kau semena-mena pada yang lemah "
" Jangan mentang-mentang kau pandai, lalu kau membodohi orang yang bodoh "
" Jangan mentang-mentang kau cantik, lalu kau mengejek orang yang jelek "
Jangan takabur. Lihatlah kebawah. Niscaya kau punya derajat.
" Jangan karena kau miskin, lalu kau iri pada yang kaya "
" Jangan karena kau lemah, lalu kau takut pada yg punya kuasa "
" Jangan karena kau bodoh, lalu kau enggan belajar pada yang pandai "
" Jangan karena kau jelek, lalu kau malu pada yang cantik "
Jangan resah. Jangan merasa rendah. Tunjukkan bahwa kau punya derajat.
---
Kerendahan hati itu penting demi lebih tingginya martabat kita. Pribadi kita lebih menarik jika kita bisa bersikap baik. Hidup ini terasa indah kalau bisa saling menghormati.Semua ras nggak ada bedanya. Kaya-miskin nggak berbeda pula. Semua manusia sebenarnya sama. Maka tunjukkan bahwa kita punya martabat.
Orang yang mengatakan dirinya kaya, sebenarnya dia miskin. Yang mengatakan dirinya pandai, sebenarnya dia bodoh. Yang mengatakan dirinya cantik, sebenarnya dia jelek.
Seseorang yang mempunyai banyak harta, tapi dia selalu merasa kurang, sebenarnya dia lebih miskin dari petani kecil yang selalu mengucap syukur untuk sesuap nasi. Sebab Kekayaan yang sebenarnya selalu ada dalam hati.
Kelemahan terbesar manusia adalah nafsu. Marilah kita coba untuk mengalahkannya.


Terima kasih, ayah
Aku pasti pulang menjengukmu lagi.


@ Missouri, saat bermenung diri.

=======
 
posted by nasindo at 2:16 AM | Permalink |


2 Comments: