Wednesday, August 24, 2005
Mobil roda dua ( part 2 )

Anda boleh memilikinya dengan harga separoh saja.
nas

=====
Kita masih ingat masa-masa perang dingin, dimana kedua blok saling berunjuk gigi menciptakan senjata dan perangkat perang dengan tehnik tinggi. Seumpama gorbachev tidak sadar dengan glasnost dan perestroika-nya, atau komunisme tidak runtuh satu-satu, mungkin dunia bisa semakin was-was, atau bahkan sudah kiamat. Kita masih ingat pula ketika Iraq menyerang kuwait, dan tentara sekutu membombardir wilayahnya. Seumpama saddam benar-benar meluncurkan serangan bio-chemistnya, mungkin sejarah berbelok pada posisi yg lebih parah. Dan coba kita lihat juga peristiwa 11 september yang menghancurkan kota New York. Peta duniapun berubah menjadi ajang peperangan dan ledakan bom.
Peristiwa-peristiwa itu adalah sedikit dari banyaknya peristiwa yang dunia tidak bisa lupa. Akan sangat panjang kalo kita rinci peristiwa2 yang menggoncangkan dunia dan ketentraman hidup kita. Maka tak usahlah, sebab saat ini pula kita sedang dihadapkan pada permasalahan serius yg juga mengancam jiwa kita, sewaktu-waktu.
Terorisme adalah isu hangat yg menjadi penyakit hari ini. Bom-bom misterius sudah banyak memakan jiwa orang-orang tak bersalah. Siapa pelakunya ? kita tak tahu. Kita hanya bisa mengira kelompok-kelompok tertentu dibalik semuanya. Benar dan tidaknya, kita nggak tahu. Orang-orang yang ditahan di Guantanamo bay, mungkin mereka hanya petani, pedagang atau rakyat biasa yang terpojok keadaan sulit saat perang, sehingga mereka harus menerima tuduhan bahwa mereka adalah teroris.
Saat perang dingin, Amerika menuduh gerakan bawah tanah komunis sebagai kelompok teroris. Saat ini kelompok ekstremis militan Islam yg disalahkan. Sebaliknya, kelompok-kelompok itu menuduh justru Amerika yg sebenarnya peneror dunia. Politik dan propaganda Amerika di dunia internasional dianggap sebagai tindakan terorisme global. Kemauan-kemauan dan sikap Amerika dianggap sebagai Politik standar ganda oleh berbagai pihak yang dirugikan.
Mereka saling berperang dengan kebenaran masing-masing. Canggihnya militer US dilawan dengan gerakan teror bawah tanah. Perseteruanpun seperti sebuah perang " Hi-tech vs. Invisible people ". Medan perang bisa ada dimana saja dan kapan saja. Bisa ditempat saya, ditempat anda atau ditempat mereka. Ledakannya bisa terjadi saat kita kerja, saat makan, saat mancing, saat chatting, atau saat kambing kita bunting. Pokoknya kapan saja deh !
Ini perang model terbaru, gayanya lain dari perang yang dulu-dulu. Sepertinya lebih gaswat, sebab Masyarakat sipil, anak-anak dan orang tua yang nggak tau apa-apa menjadi korban.
Sepertinya konflik ini akan sulit selesai, sebab akar permasalahannya sudah bercabang nggak karu2an. Sekarang hidup kita sudah semakin sulit dan tidak aman. Coba bayangkan bagaimana dunia 10 tahun mendatang seandainya perang ini belum reda, atau bahkan semakin keras. Korban manusia-manusia tak bersalah akan susah dihitung. Mereka yang beruntung masih hidup akan bingung bagaimana bisa merasa hidup.
Perang menyebabkan semua jadi rusak. Manusia akan bingung mau kemana cari tempat yang benar-benar aman. Sulit hidup tenang. Susah cari makan. Lantas kemana kita akan sembunyi jika rumah kita sendiri dirasa nggak aman ? dimana kita cari makan jika tempat kerja kita dihancurkan ? Gimana bisa bertahan jika sumber hidup kita dimusnahan ?.
Susah ! Jengkel ! marah ! Bingung ! Maka saat itu adalah jaman ketika manusia banyak yang sinting.
Puing !...mungkin itu hiasan yang akan banyak kita jumpai. Hidup ini seperti sebuah panggung kemarahan dari mereka yang haus darah. Kebencian yang saling mereka tanamkan berimbas pada mereka yang butuh ketentraman. Kita yg tidak tahu apa-apa jadi sasaran pula. Semua kemudian seperti serpihan puing.
Seperti mobil pada gambar komersial diatas adalah puing. Sudah nggak ada artinya. Sudah nggak bisa dipergunakan lagi. Pemiliknya bingung. Mobil satu-satunya sudah terpenggal kepalanya. Entah terkena bom atau sekedar kecelakaan saja, yang jelas pemiliknya pusing. Ia hanya berangan-angan dalam kebingungannya, bagaimana kalau mobil itu dijual saja separoh harga, sebab kenyataannya mobil itu tinggal separoh. Daripada nganggur jadi besi tua, mungkin masih bisa dicari kegunaannya. Toh rodanya masih dua. Tempat duduk juga masih ada. Hanya gimana nyupirnya, lha wong setirnya sudah nggak ada.
Tapi nggak apa-apa. Dalam iklannya, mobil itu bisa ditarik kuda. Atau kalo nggak ada kuda, siapapun boleh melakukannya, termasuk anda.
Dalam situasi susah semua cara bisa dicari. Demi hidup dan demi anak istri. Terkadang masih terasa berat juga menanggungnya, meski kita telah berusaha. Apalagi kalau pikiran dihantui rasa tidak aman. Orang waraspun bisa jadi gila, termasuk anda.


Perang...perang lagi. Kapankah berhenti ?
Rintihan hari ini, jeritan esok pagi
Siapa yang akan menang, akan kalah juga
Sebab saat pulang, puing yang tersisa
Lihatlah disana, mobil roda dua
Apa yang kau suka, kini tak berguna

=====

@ Missouri, saat sambil menonton TV
 
posted by nasindo at 12:01 AM | Permalink |


0 Comments: