Tuesday, August 23, 2005
Dipecat !


Santai ahh...enaknya tidur saja.


=====
Bulan lalu aku ditangkap polisi. Gara2nya temanku mengeluarkan kepala diatas kap mobilku yang terbuka. Aku sudah memperingatkannya sebenarnya, tapi dia yang sok tahu bahwa hal itu tidak apa2. Dan benarlah, ketika aku lewati independence st, diperempatan jalan yg terlihat sepi, ternyata ada dia yang menguntitku. Mobil itupun menyalakan lampu kelap-kelip, menyuruhku minggir untuk berhenti. kemudian aku hentikan mobilku diparkiran sebuah apartmen sebelah jalan itu. Maka, malam itu akupun ditangkap polisi.
Aku didenda $80. tapi aku minta uang itu ke temanku yang berdiri tadi, sebab dia yang bersalah. Uang itu tidak aku serahkan ke polisi yang menangkapku, sebab dia tidak mau. Di amerika, hukum memang benar2 ditegakkan. Tidak ada polisi yang melakukan pungli. Itulah sebabnya negeri ini terlihat tertib. Karena itulah aku tidak bisa menyogok polisi itu, seperti yang biasa aku lakukan di Indonesia, negeriku tercinta. Aku harus membayarnya di munipical court, pada tanggal aku diadili nanti. Naseb !
Beberapa hari setelah itu, ditempat kerjaku, ada gadis yang masih saudara dgn bosku. Dia masih muda, bajunyapun baru. Ia ingin kerja, tapi tak ada lowongan. maka iapun hanya bisa membantu.
Beberapa hari setelahnya, aku ditanya apakah aku tidak ingin vacation, sebab sudah hampir tiga tahun kerja nonstop tanpa vacation. Aku bilang okey, aku ingin rileks sejenak. maka akupun dikasih waktu kurang lebih sebulan utk vacation. Aku diharuskan kerja kembali pada akhir bulan Juli. 'Ya, akupun setuju saja ', meski sebenarnya aku juga mengira, ada udang dibalik batu. Aku tetap bersikap baik, tidak mau berburuk sangka.
Aku lewatkan hari2ku dgn jalan2, camping, main music, dan main kerumah teman. Aku juga tidak lupa chatting. Santai saja aku menikmati waktu.
Minggu ketigapun aku lewati, dan katanya aku sudah disuruh masuk dua hari lagi. 'ya, akupun siap!'. Rasa lelahku sudah terobati. Esoknya aku ditelpon, disuruh keluar kota, membantu cabang yang butuh tenaga. 'ya, akupun siap !'. Aku disana bekerja selama beberapa waktu. Sampai empat hari kemudian, aku disuruh balik ke apartemenku di cape girardeau utk kembali kerja ditempatku yg sebenarnya. Tapi sorenya, secara mendadak aku ditelpun lagi, disuruh ketempat lainnya utk membantu. 'ya, akupun siap !'. Lantas aku bekerja disana beberapa saat. Tiga hari kemudian, aku disuruh balik utk kembali kerja di cape girardeau. 'ya, akupun siap !'.
Sehari setelahnya, malam setelah anak2 pulang kerja, bosku datang. Ia katakan bahwa ditempatnya sudah tidak ada tempat kerja lagi, sebab gadis yang masih familinya itu menangis ingin tetap kerja disana. Aku sebenarnya bingung, ini ada apa ? Sebab bbrp saat lalu aku sudah diharuskan siap utk bekerja, dan sekarang dipecat. Tapi aku masih mau bersikap baik, dan aku jawab " Ya, akupun siap ! hanya beri sedikit waktu untuk pergi ".
Esoknya, ketika aku ada di downtown, aku ditelpon lagi. Katanya aku disuruh masuk kembali. Aku tanya ada apa ? kan sudah cukup org yg kerja ?. Dia jawab dia butuh aku, sebab gadis itu kurang cekatan. Aku jawab lagi " sudahlah, jangan pecat dia, nanti dia menangis lagi ". Tapi dia tetap ingin bertemu denganku. Aku bilang nanti malam saja, kalau sudah pulang kerja. Lalu aku tutup HP setelah dia bilang 'oke'.
Malamnya aku tunggu dia di apartment. Namun sampai menjelang pagi dia tak muncul juga. Terkadang aku merasa jengkel, sepertinya aku sedang dipermainkan. Tapi aku masih berbaik hati. Aku tunggu pada malam berikutnya. Namun malam itu sama dgn malam sebelumnya, dia tak muncul juga. Bahkan sampai malam ketigapun tak ada kabar berita. Maka aku putuskan utk mengemasi semua barang. Aku telah siap untuk pergi.
Esoknya akupun pergi tanpa pamit, juga tanpa basa basi. Hanya pada John lynch ( cowboy ), kawan baikku, aku bilang bhw aku mau kerja ditempat lain. Aku pesan jangan bilang2 ke siapapun, sebab aku nggak mau dipermainkan lagi. Lantas akupun pergi ketempat baru.
Esoknya lagi, ketika aku baru terbangun, bos itu telpon lagi, tapi tak aku angkat. dua kali dia telpun, tapi aku sudah malas. Terus keponakannya, yg juga tangan kanannya, mencoba telpon juga. tak aku angkat. Hanya dia kirim pesan dlm message box, agar aku telpun balik ke nomornya. Tapi aku tak pernah telpun balik. Kemudian saudaranya yang ada dicabang lain juga telpun. Aku sudah males. Maka semua tak tahu dimana aku sekarang. Hanya cowboy yg sempat ketemu aku kemarin di best buy.
Sampai saat ini, ketika aku menulis, aku masih ada dikamar ini sendiri. Aku ingin coba bicara sebenarnya, tapi aku pikir komputer ini asik juga. maka akupun santai saja.
Terkadang ada yang perlu kita petik dari kejadian yg kita alami. Tentang hidup, tentang perjuangan, tentang loyalitas dan keinginan-keinginan baik lainnya.
Tidak selamanya keingin baik itu akan berbalas baik pula. Tapi berbuat baik akan selalu baik sebenarnya. Aku antarkan kawanku malam itu adalah niat baik. Tentang kemudian aku ditangkap polisi, bukanlah imbas dr niat baik, hanya ketidakpatuhan seseorang saja yg membuat kejadian itu menjadi tak terduga. Atau yg bisa kita petik, paling tidak kita tahu bhw dlm aturan hukum yg diterapkan dan dipatuhi dgn baik, kehidupan bisa teratur, nyaman dan terlihat rapi. Kekeliruan tetaplah sebuah kesalahan, tapi bukan berarti tak bisa dibenahi. Sebab itulah aturan hukum harus dilaksanakan dan dipatuhi oleh seluruh lapisan yang dinaunginya. Indonesia adalah negeri yg cukup indah, tapi alangkah lebih damai jika kehidupannya lebih nyaman dan teratur, meski satu saat kita terima kenyataan, bahwa kita ditangkap polisi.
Sepertihalnya aku sekarang, bahwa aku dipecat. Rasa nggak enak pasti ada, meski pemecatan itu bukan karena kesalahan yg aku lakukan. Hanya yg perlu kita lihat, kenapa hal itu bisa terjadi ?
Faktor ikatan keluarga yg jelas telihat, bukan profesionalisme. Bosku adalah org Amerika keturunan cina. Tradisionalisme cara berfikirnya masih pada kecenderungan budaya mereka. Maka ketika dia memutuskan utk memilih karyawan yg masih berbau keluarga bisa dimengerti. Hanya saja ketika terbentur masalah profesionalisme, ia menjadi bingung. Ia tidak bisa mengambil keputusan secara tepat, sehingga timbul satu problema " apakah cara kerja ini bisa diteruskan ?".
Aku sudah cukup lama bekerja disana, bahkan sejak bisnis itu dibuka. Telah banyak karyawan yg keluar-masuk, atau dikeluarkan dan dimasukkan. Dan aku masih tetap bertahan, krn aku dianggap bisa membantu lancarnya perjalanan bisnis. Aku juga masih tetap konsisten dengan loyalitasku pada mereka, dgn menjaga nama baik tentunya. Nah..ketika kemudian aku merasa exhausted atau kelelahan krn kerja begitu lama, aku merasa ingin istirahat sebentar. Telah lama pula aku ajukan keinginan utk relax, tapi kesempatan yg belum ada. Baru sebulan yg lalu ketika gadis itu datang, aku diberi waktu untuk istirahat. Namun yang patut disayangkan, pada akhirnya si bos terlihat bimbang antara tradisionalisme dan profesionalisme. Ia juga tak melihat pentingnya dedikasi dan loyalitas, apalagi balas budi. Ia mengambil keputusan yang tak dihitung secara matang. Maka apa yang disesalkan mungkin hanya sekedar penyesalan. Dan kemudian akupun harus pergi.
Nepotisme...dan segala korupsi dan kolusinya ternyata tetap ada didunia manapun. Tak peduli pada negara nomer satu dalam demokrasi. Yang membedakan hanyalah persentase tinggi rendahnya KKN itu sendiri.
Indonesia dikategorikan sangat parah dalam situasi ini. Tapi semoga bisa cepat diatasi.

Amin.

@ Missouri, saat dipecat.
=====
 
posted by nasindo at 10:36 PM | Permalink |


0 Comments: