Monday, July 31, 2006
Maka Kadalpun Hamil
Photobucket - Video and Image Hosting


Alkisah...

Suatu ketika dinegeri satwa.
Matahari baru terbit. Burung-burung bernyanyi menyambut riangnya suasana pagi. Sapi dan kerbau sudah siap ke ladang-ladang. Semut-semut telah berbaris menekuni pekerjaannya. Monyet-monyet bergelantungan mencari makan didahan-dahan. Para kambing telah juga mulai merumput. Bebek dan angsa menyisiri tanah basah dan sungai-sungai. Dan wanita kucing itupun telah menyusui putra-putrinya.
Pagi itu semua warga telah sibuk dengan kewajiban masing-masing.
Sementara itu dari sebuah lubang dibawah Bongkahan batu, seekor kadal merangkak keluar pelan-pelan. Wajahnya masih terlihat jelek dan kusut. Matanyapun masih sipit . Maklum, ia baru saja terbangun dari tidur.
“ Wah, buset dah…udah terang nih “ gumamnya sambil menggeliat.
“ Tak biasanya gua begini, tapi maklum deh…tadi malam gua abis dugem “
Ia lalu mengibas-ngibaskankan ekornya yang dipasangi anting-anting. Topinyapun dibikin miring. Arloji yang sebenarnya sudah matipun ia pasang.
“ Biar gaya ! “ pikirnya.
Sebatang rokok ia nyalakan, lalu berjalan sambil jedal-jedul menghisapnya.
Yah…akhir-akhir ini perangai kadal agak berubah. Ia yang dulu agak pendiam dan rajin belajar, kini penampilannya terlihat lebih perlente. Bahasanyapun dibikin beda. Tapi warga satwa berusaha maklum, karena kadal baru saja pulang dari ibukota.
Pagi itu sang kadal nggak ada rencana mau kemana, tapi tiba-tiba dalam pikirannya ada keinginan mau mejeng aja. Kali ini ia jalan-jalan di kebun nanas. Sambil mejeng, ia pingin makan nanas. Nggak tau ceritanya, akhir-akhir ini ia selalu ingin makan yang asam-asam atau yang kecut gitu deh.
Disana ia ketemu dengan segerombolan semut yang sedang bekerja sambil berbaris. Mereka kemudian menyapa “ eh kadal, lagi ngapain nih ? Pagi-pagi sudah nggaya “.
“ Ah elu semut, kecil-kecil mau tau aje !” jawab sang kadal.
“ Bukan begitu, semua warga sibuk bekerja, tapi kamu malah ongkang-ongkang disini “ kata semut.
“ Elu juga gitu, mut…dari dulu bisanya cuma baris berbaris. Mbok ya sekali-kali mandiri gitu “ kata kadal.
“ ya ini kan namanya hidup bersama, gotong royong dan hidup rukun…daripada elu, pagi-pagi udah pasang muka. Cari gebetan ni yeee…” kata semut.
“ Ya semau guelah ! “ jawab kadal agak jengkel.
“ Mejeng ni yeee…” ledek semut.
“ Sompret lu…kecil-kecil sok tau aje ! “ gerutu kadal sambil memasang kacamata, lalu nyelonong pergi.
Iapun pergi ke pohon sawo, dan nangkring di salah satu dahannya.
“ Kali aja ada mahluk kece “ pikirnya.
Ia mengibas-ngibaskan ekornya sambil duduk terlentang. Gayanya dibikin semanis mungkin, meski tetap jelek juga.
Dari balik daun ranting sebelah, sepasang mata mengamati. Kayaknya ia asik melihat sang kadal. Sambil terlihat gemes, iapun mendekati.
“ Halo dal, apakabar ? “ sapanya.
“ Eh beruk, baik aje…lu gimane ? “ jawab sang kadal.
” Aku juga baik, lagi ngapain nih nangkring disini ? “ tanya beruk lagi.
“ Lagi santai aja “ jawab kadal sambil pegang-pegang kacamatanya.
” Oh… kalo gitu aku temenin mau nggak ? “ tanya beruk.
“ Napa enggak ? “ sahut kadal.
Lantas merekapun terlibat dalam percakapan ringan, sambil canda dan tertawa-tawa. Makin lama makin terlihat akrab. Beruk ini jelek orangnya, tapi asik juga ngomongnya.
Lalu si beruk ngajak kadal jalan-jalan. Sang kadal mau aja. Meski wajah beruk ini jauh dari selera kadal, tapi daripada nggak ada, ya oke aja.
Merekapun jalan keliling dari kebun ke kebun, taman ke taman, bahkan ke tempat yang rungsep sekalipun. Akhirnya mereka capek, dan istirahat di kebun salak. Kadal duduk dengan santainya, beruk bersandar di pohon salak. Sebentar sebentar sang beruk nyengir. Kadal bertanya “ kenapa nyengir gitu, ruk ? “
“ Buset dah, disini banyak durinya ya ? “ kata beruk.
“ Ya ini kan kebun salak. Bego lu ah “ kata kadal.
“ Iya ya…tapi punggungku ketusuk duri nih “ sela beruk.
“ Habisnya lu sandaran dipohon salak sih, coba kalo sandaran ke gue “ kata kadal.
“ Wah, kalo aku sandaran ke kamu, bisa penyet nanti “ kata beruk.
“ Ya pelan-pelan dong “ balik kadal.
Berukpun tersenyum. Bibirnya yang hitam dan tebal tersungging sehingga gigi palsunya kelihatan. Mereka semakin akrab, dan menikmati hari itu.

~~ to be continued ~~
 
posted by nasindo at 10:01 PM | Permalink | 2 comments